Popads

REVIEW DISCO ELYSIUM

RPG – Role Playing Games memang menjadi salah satu genre dengan komunitas fanatik di industri video game. Namun banyak yang lupa bahwa akar dari genre ini sebenarnya terletak pada game berbasis pensil dan kertas – Dungeons & Dragons, dimana gamer bisa berperan menjadi karakter apa saja dan “berpetualang” di sebuah kisah yang dibangun oleh seorang Dungeon Masters (DM). DM yang baik adalah DM yang mampu beradaptasi dengan apapun pilihan dan keputusan yang diambil oleh player, mempertimbangkan segala kemungkinan, dan kemudian menciptakan “konsekuensi” natural dari keputusan tersebut untuk menciptakan sebuah petualangan yang mulus. Video game yang mengusung genre RPG, terutama dari region barat, berusaha menyerahkan tanggung jawab DM tersebut kepada program yang mereka bangun. Dan harus diakui, tidak banyak yang berhasil.
Maka pelan tapi pasti, dengan rasa haus untuk sebuah game RPG yang benar-benar menjual sensasi role-playing yang sesungguhnya, video game pun mulai menawarkan produk-produk sejenis yang pantas untuk dibicarakan. Dari ranah fantasi misalnya, kita bertemu dengan nama-nama seperti Pillars of Eternity dan Divinity Original Sin yang memesona. Kini salah satu developer asal Estonia – ZA/UM berusaha menjajal peruntungannya dengan game RPG dengan cita rasa berbeda yang mereka sebut sebagai Disco Elysium. Sebuah game RPG dimana alih-alih bertarung melawan musuh dan berstrategi pelik dengannya, fokusnya justru ada pada cerita, proses investigasi, dan usaha untuk memahami beragam misteri yang terjadi.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Disco Elysium? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang keren, brilian, dan fantastis? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
PLOT
Disco Elysium adalah sebuah jenis game RPG yang salah satu keasyikannya adalah menemukan sendiri, lewat playthrough Anda, apa yang sebenarnya tengah terjadi. Oleh karena itu, kami akan berusaha sebisa mungkin meminimalisir spoiler dari sedikit sinopsis cerita yang ia usung. Yang kami berikan di sini hanyalah informasi-informasi dasar yang biasanya akan Anda dapatkan dan temukan di sesi gameplay Anda.
Anda berperan sebagai seorang anggota polisi tanpa nama yang terbangun di sebuah kamar hotel, yang berantakan dan dipenuhi botol-botol bekas minuman keras. Sang karakter utama ini sepertinya baru saja mengalami malam super gila yang bahkan membuatnya bangun dengan efek alkohol yang katastropik. Ia tidak mengenal siapa dirinya dan mengapa dirinya “terdampar” di kamar yang mulai terlihat seperti kandang babi tersebut. Ia kehilangan ingatannya, secara total. Maka selain hendak mencari tahu apa yang membuatnya berakhir di kota yang disebut Revachol ini, sang karakter utama ini juga harus membuka tabir misteri soal jati dirinya itu sendiri.
Namun untungnya, bangun pagi dengan bumbu kegilaan tersebut cukup bisa dirasionalisasi berkat kedatangan sang partner investigasi – Kim Kitsuragi yang akhirnya menjelaskan setidaknya, gambaran apa yang sebenarnya tengah terjadi. Anda sepertinya menetap di Revachol selama beberapa hari terakhir untuk menyelidiki sebuah kasus pembunuhan brutal yang terjadi di belakang hotel. Sebuah mayat ditemukan tergantung di atas pohon, dengan kondisi yang mulai membusuk. Mayat yang jadi pusat pembicaraan ini disinyalir merupakan korban dari aksi amuk massal untuk sebuah motif yang butuh digali lebih dalam. Semuanya terjadi di tengah situasi Revachol yang tengah memanas, karena aksi unjuk rasa besar-besaran kaum buruh pelabuhan melawan sebuah perusahaan ekspedisi raksasa.
Seperti yang bisa diprediksi, menjadi tugas Anda untuk menyelidiki kasus pembunuhan ini. Bersama dengan teman seperjuangan Anda – Kim Kitsuragi, Anda mencurigai bahwa ada keterikatan antara kondisi politik Revachol saat ini, korban yang tergantung membusuk, dan pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya. Namun di sisi lain, Revachol juga memuat beragam misteri dan kasus kriminal lain yang butuh Anda selidiki. Kesemuanya dibalut dengan keinginan untuk mengembalikan ingatan Anda soal siapa Anda dan apa yang sebenarnya terjadi sebelum Anda bangun tanpa ingatan di pagi hari itu.
KEINDAHAN DALAM KEPUTUSASAAN
Disco Elysium hadir dalam format kamera isometrik, seperti halnya sebagian besar game RPG yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir ini. Ada pendekatan cita rasa kartun yang cukup kental lewat dunia dan desain karakter yang ia usung, yang kemudian dibalut dalam model tiga dimensi. Secara visual, ia memang menawan.
Yang menarik adalah fakta bahwa di luar presentasi yang terlihat sederhana ini, Disco Elysium sebenarnya didukung dengan beberapa efek yang keren dan akurat, seperti tata cahaya misalnya. Bergantung dari arah mana datangnya sumber cahaya, Anda bisa melihat bayangan yang berada di lokasi yang seharusnya. Akurasi ini terlihat memesona baik ketika Anda sekedar menggunakan senter untuk menerangi area gelap dengan bayangan objek di lokasi yang seharusnya, hingga ketika Anda bisa melihat bayangan Anda dan Kim Kitsuragi tercetak di tanah yang lebih rendah ketika Anda berlari di tempat lebih tinggi di sore hari. Disco Elysium juga mengusung sistem siang dan malam yang dinamis.
Jika harus berbicara soal satu sisi presentasi yang membuat kami jatuh hati? Tentu saja adalah desain kota Revachol itu sendiri. Walaupun pada dasarnya ia merupakan “arena bermain” Anda, namun lewat desin dan detail yang ditawarkan Revachol, Anda bisa memahami dan mengerti bahwa ini adalah sebuah kota yang memiliki sejarah, nilai politik, dan masalah sosial yang tengah berlangsung. Keping dan puing di beberapa bagian kota sebagai konsekuensi dari perang, mereka yang terjebak dalam gaya hidup alkohol dan obat-obatan terlarang, unjuk rasa massal yang menuntut kesetaraan hidup, hingga reruntuhan monumen masa lampau yang jadi saksi kekalahan Revachol. Lewat pendekatan detail yang tersedia di setiap sudut kota ini, Anda bisa merasakan nafas Revachol yang begitu indah, tetapi di sisi lain, juga menghasilkan aroma keputusasaan yang kentara
Kesan Revachol yang “hidup” ini juga datang dari presentasi setiap karakter NPC yang bisa Anda temui dan ajak berbincang, yang tidak hanya menarik dari sisi desain saja, tetapi juga latar belakang, ideologi, hingga pandangan politik berbeda yang masing-masing darinya akan mempengaruhi cara mereka berbicara dan berpikir. Anda misalnya, bisa bertemu dengan seorang supir kontainer super rasis yang ketika pertama kali bertemu dengan Anda, langsung mengomentari penampilan fisik Kim Kitsuragi yang lebih “Asia” dan dianggap inferior. Anda juga bisa bertemu dengan seorang remaja putri yang sekedar berusaha menyambung hidup dengan bekerja di sebuah toserba dan menjawab apapun pertanyaan Anda dengan tanpa ketertarikan sama sekali. Ada pula pemimpin serikat buruh yang terlihat begitu borjuis dengan ragam pakaian mewah dan dekorasi ruang indahnya. Revachol adalah sebuah kota yang lewat desain dan presentasi penduduknya, realistis.
Satu hal lain yang tidak kalah menariknya adalah kepadatan informasi yang juga disertakan di dalam kota yang sebenarnya, tidak seberapa luas ini. Ada begitu banyak rahasia yang disimpan di setiap sudut, yang bergantung pada keputusan yang Anda ambil dan konsekuensi yang Anda tuai, bisa saja tidak pernah Anda ungkap sampai permainan Anda selesai. Anda mungkin tidak tahu apa sebenarnya isi salah satu kontainer yang terkunci rapat di salah satu sesi pelabuhan. Anda mungkin tidak tahu apa sebenarnya isi sebuah cerobong asap dari sebuah distrik dagang yang kabarnya “terkutuk”. Anda bisa saja berakhir tidak pernah mengunjungi salah satu gedung tua yang hampir runtuh untuk sebuah proses investigasi. Anda bahkan bisa berujung tidak pernah berbicara dan bertemu dengan satu NPC spesifik yang seharusnya menawarkan satu atau dua informasi baru untuk dicerna. Padatnya informasi Revachol yang menunggu untuk diungkap memang tidak akan pernah bisa Anda ungkap hanya dari 1 kali playthrough. Keterbatasan waktu melawan padatnya Revachol adalah salah satu pesona ekstra Disco Elysium.
Lantas, bagaimana dengan sisi audio itu sendiri? Bersama dengan kualitas visual dan presentasi dunianya yang memesona, Disco Elysium juga mengusung kualitas audio yang tidak kalah keren. Hampir semua aspek yang ia usung, dari sekedar suara lingkungan, voice acting, hingga musik latar belakang yang menemani Anda membangun atmosfer yang memang ia butuhkan. Voice acting pantas menjadi elemen audio yang diapresiasi ekstra, karena setiap voice acting yang muncul memang menguatkan kepribadian karakter yang Anda temui, termasuk para NPC yang sekedar Anda ajak bicara. Voice acting partner utama Anda – Kim sepertinya jadi yang terbaik, mengingat citranya sebagai polisi yang dingin dan rasional terpancarkan lewat intonasi suara yang tenang dan dingin. Di tengah kepanikan Anda melewati setiap proses investigasi yang ada, mendengar suara Kim secara mengejutkan, menghasilkan efek yang sedikit menenangkan. Kerennya lagi? Bagian-bagian dari otak Anda yang terbagi (yang akan kita bicarakan nanti), juga mengusung kualitas VA yang fantastis.
Sementara dari sisi musik, pelan tapi pasti, Anda akan juga akan jatuh hati pada apa yang ditawarkan Disco Elysium. Ketika situasi tegang dan penuh misteri, musik yang tepat mengalun untuk memperkuat atmosfer tersebut, membuat setiap keputusan yang Anda ambil seolah semakin genting. Namun yang istimewa justru datang dari “musik sampingan” yang bisa Anda dengar di sepanjang proses eksplorasi. Dari musik disco yang disebut sebagai “Anod” yang berdendang repetitif namun cukup efektif untuk membuat kepala Anda bergoyang, dari sesi karaoke musik sedih yang bisa Anda picu dengan karakter utama Anda, hingga musik-musik asyik dari boombox yang bisa Anda bawa berkeliling untuk membuat kata Disco di Disco Elysium, memang benar adanya.
24
Kehilangan total memori dari nama hingga lokasi dimana ia terbangun bukan satu-satunya masalah yang dialami oleh sang polisi yang menjadi karakter utama Anda. Ia juga mengemuka dengan sebuah masalah psikologis yang berat, dimana alih-alih satu suara saja, pikirannya terpecah menjadi beberapa bagian yang masing-masing siap untuk berkontribusi untuk memberikan pendapat dan masukan terkait beragam situasi yang ia hadapi. Beberapa di antaranya tampil sebagai sebagai suara sentral yang hanya muncul pada saat ia lengah atau tertidur, beberapa di antaranya secara aktif ikut campur saat dalam proses eksplorasi, sementara tidak sedikit pula situasi dimana suara-suara ini berbincang satu sama lain berusaha mempengaruhi keputusan yang akan Anda ambil.
Satu hal yang fantastis adalah bagaimana kondisi psikologis ini kemudian diadaptasikan menjadi pondasi sistem RPG yang ditawarkan oleh Disco Elysium. Anda akan memiliki 24 sifat dan kemampuan berbeda yang kemudian dikelompokkan menjadi 4 kategori besar: Intellect, Psyche, Physique, dan Motorics. Walaupun ke-24 sifat dan elemen ini tidak secara langsung berpengaruh pada percakapan dan diskusi di dalam otak sang karakter utama, namun setidaknya satu aspek dari setiap kategori biasanya akan ikut andil di dalamnya. Ke-24 bagian ini bisa Anda lihat sebagai keping-keping karakter utama yang akan menentukan kepribadian dan kemampuan seperti apa yang ia miliki.
Maka seperti selayaknya sebuah game RPG yang benar-benar mengusung sistem role-playing, bergantung pada prioritas Anda pada ke-24 sifat dan elemen sang karakter utama ini, ia akan menentukan soal opsi apa yang bisa dan tidak bisa Anda ambil. Sistem-nya sendiri klasik, menggunakan konsep “Skill Check” untuk setiap keputusan yang Anda pilih, lengkap dengan informasi soal seberapa tinggi atau rendah persentase keberhasilan yang ia usung. Tentu saja, setiap opsi yang diambil biasanya menuntut Skill Check untuk elemen yang berbeda satu sama lain, bergantung pada tema dan konsekuensi yang bisa dituai. Mengingat sistem Skill Check ini berbasis lemparan dadu seperti halnya Dungeon and Dragons, hasil yang Anda terima selalu acak. Oleh karena itu, tetap ada elemen keberuntungan di sini. Persentase tinggi soal sebuah opsi tidak selalu berbuntut keberhasilan dan begitu pula sebaliknya.
Sebagai contoh? Ada elemen bernama Electrochemistry – yang difokuskan sebagai kumpulan pengetahuan dan ketertarikan pada penggunaan obat-obat terlarang. Memberikan prioritas pada Electrochemistry akan membuat Anda “fasih” berbicara soal narkotika dan efektif saat berakhir menggunakan salah satunya. Anda akan berakhir mengenali lawan bicara manapun yang tengah menggunakan narkotika dengan hanya melihat simtom yang ia hasilkan. Contoh lain? Ada elemen bernama Physical Instrument – yang dikaitkan dengan kekuatan fisik sang karakter utama. Ada beberapa rintangan di dalam game, dari sekedar pintu yang terkunci atau kontainer yang bisa Anda buka paksa selama proses Skill Check berdasarkan jumlah point Physical Instrument Anda berujung “tembus”. Ada juga elemen lain seperti Suggestions, yang semakin tinggi point-nya, akan membuat Anda lebih mudah menyetir opini NPC atau sekedar meminta mereka melakukan sesuatu.
Kerennya lagi? Terlepas dari fakta bahwa beberapa elemen ini memang esensial untuk proses investigasi Anda, Disco Elysium juga memperkenalkan elemen-elemen lain, dari ke-24 yang ia tawarkan, yang justru lebih berperan penting saat proses eksplorasi. Jika Anda berfokus meningkatkan Intellect misalnya, ada elemen bernama “Ensiklopedia” yang akan secara otomatis menyediakan informasi-informasi faktual soal lokasi, nama penting dalam sejarah, hingga informasi yang mungkin esensial untuk proses investigasi Anda. Jika Anda meningkatkan Psyche, ada elemen unik bernama “Shivers” yang berperan seperti indera keenam. Berbeda dengan ensiklopedia yang menyediakan informasi faktual, Shivers terkadang menyediakan informasi-informasi yang tidak terasa relevan dengan apa yang Anda temukan dan rasakan, namun berakhir menyediakan clue untuk sesuatu yang mungkin baru akan Anda temukan di beberapa jam setelahnya atau mungkin, di area baru yang baru Anda temukan nanti. Terkadang, jika Anda memerhatikan Shivers ini dengan saksama, Anda akan menemukan banyak momen “AHA!” ketika Anda tiba di lokasi yang ia bicarakan.
Sementara ada beberapa elemen juga yang jika Anda beri ekstra point, akan mempermudah proses investigasi yang Anda lakukan sebagai seorang polisi. Sebagai contoh? Perception. Semakin tinggi Perception yang Anda ambil, semakin sensitif pula Anda pada stimulus visual, suara, dan bau yang muncul di sekitar Anda. Jika Anda berjalan di ruangan yang gelap misalnya, suara angin di sudut ruangan misalnya, bisa memberi tahu Anda soal ruangan rahasia yang tersimpan di sana. Atau ketika Anda melakukan proses investigasi dan menemukan bahwa di bawah mayat yang tergantung, Anda bisa melihat jejak kaki di atas salju yang tumpang tindih satu sama lain. Perception membantu Anda mengenali bahwa jejak-jejak kaki ini eksis dan bisa jadi berhubungan dengan kasus pembunuhan yang ada. Perception bahkan juga akan membantu Anda mendapatkan informasi soal ada berapa jejak kaki yang unik, ukuran mereka masing-masing, yang kemudian bisa menjadi basis untuk proses investigasi lanjutan yang Anda lakukan.
Salah satu bagian yang paling fantastis tentu saja terletak pada fakta bahwa Anda memiliki kebebasan penuh untuk membentuk karakter utama yang Anda gunakan ini, yang berdasarkan prioritas yang Anda berikan untuk 4 kategori besar – 24 elemen berbeda akan menentukan seperti apa jalur proses investigasi yang Anda lakukan. Belum cukup sampai di sana, Disco Elysium juga menawarkan sistem lain bernama – Thoughts.
Bahwa tidak cukup dengan mendulang EXP Points lewat beragam opsi percakapan, informasi yang Anda kumpulkan, dan misi yang Anda selesaikan, yang akan berujung pada Skill Points yang bisa Anda distribusikan ke dalam kategori-kategori ini, Anda juga bisa membuka ruang baru untuk elemen lain bernama “Thoughts” yang seperti halnya di psikologi manusia yang sesungguhnya, butuh waktu untuk diinternalisasi. Opsi dan varian Thoughts biasanya muncul sebagai konsekuensi dari percakapan yang Anda lakukan bersama dengan beberapa NPC. Hadir layaknya sebuah pohon skill dengan slot yang terbatas, Thoughts akan memberikan Anda buff permanen yang spesifik selama ia bertahan di slot yang sudah tersedia, yang terkadang juga diikuti dengan nerf untuk beberapa elemen kepribadian lain yang sang karakter utama. Tidak jarang Anda menemukan Thoughts dalam kapasitas “seimbang” yang misalnya memberikan Anda -1 Logic, namun membuat narkotika punya efek yang lebih efektif atau lama.
Satu yang menarik dari sistem Thoughts ini adalah bagaimana ia bisa merepresentasikan dan membentuk kepribadian Anda lewat sistem reward dan punishment yang ia usung. Terkadang, tidak selalu berhubungan dengan pekerjaan Anda sebagai polisi, ia juga bisa berhubungan dengan ideologi dan politik yang Anda usung.
Anda misalnya, bisa memilih dan menginternalisasi Thoughts soal sosialisme dan percaya bahwa sudah seharusnya kaum borjuis berbagi kekayaan mereka dengan lebih merata. Thoughts ini akan membuat semua opsi percakapan yang mengarah pada paham sosialisme akan memberikan Anda extra EXP di akhir diskusi, sementara apapun yang mengarahkan dukungan kepada pihak pemodal akan memberikan Anda -1 Morale di akhir. Jika Thoughts ini bertahan, maka Anda mulai harus memilih percakapan yang “menguntungkan” Anda yang pelan tapi pasti, semakin mengamplifikasi kepribadian dan pilihan ideologi tersebut. Lebih kerennya lagi? Disco Elysium menyuntikkan begitu banyak Thoughts berbasis politik dan ideologi ini, termasuk segila rasisme dimana Anda melihat ras Anda lebih superior dan tetap membuatnya terasa cocok dan relevan dengan cerita dan setting yang ada. Masih belum cukup untuk Anda? Salah satu Thoughts bahkan bisa berakhir memberikan perk -20% Zoom Out yang membuat Anda mampu mendorong kamera isometrik yang ia usung lebih jauh, memberikan Anda sudut pandang lebih luas, mempermudah Anda mencari objek-objek penting nan menarik. Brilian!
RPG TANPA BERTARUNG
Apa satu elemen yang selalu terikat dengan sebuah game RPG, bahkan di Dungeons and Dragons sekalipun? Benar sekali, pertarungan. Bahkan di game seperti Pillars of Eternity dan Divinity Original Sin 2, kebebasan untuk menentukan skill seperti apa yang dibawa oleh masing-masing karakter atau kombinasi anggota party mana saja yang Anda bawa termasuk salah satu daya tarik utama. Pertanyaannya kini, kapan terakhirnya Anda memainkan sebuah game RPG, baik dari pasar barat ataupun Jepang, yang sama sekali tidak memuat sistem pertarungan sama sekali? Percaya atau tidak, hal inilah yang ditawarkan Disco Elysium. Game ini tidak memiliki sistem pertarungan sama sekali.
Walaupun demikian, ia tetap mempertahankan beberapa elemen khas sebuah game RPG yang kemudian diadaptasikan ke dalam sistem gameplay tanpa pertarungan ini. Sebagai contoh? Anda tetap bertemu dengan sistem HP dalam bentuk bar kuning dan Morale dalam bentuk bar biru yang jika salah satunya habis, akan berakhir dengan layar Game Over. Disco Elysium biasanya mengaitkan ragam opsi percakapan yang berkaitan dengan aktivitas fisik dengan HP, sementara yang berkaitan dengan keputusan-keputusan yang mempengaruhi harga diri berhubungan dengan Morale. Jika salah satunya tercederai, Anda akan mendapatkan informasi soal elemen mana yang berkurang. Berita baiknya? Selama perjalanan Anda, Anda juga masih bisa menemukan item penyembuh untuk masing-masing elemen tersebut.
Lebih kerennya lagi? Mereka bahkan berhasil mempertahankan sistem equipment di dalam game RPG yang notabene tidak memiliki sistem pertarungan ini. Anda bisa mendadani sang karakter utama yang Anda gunakan, dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan ragam pakaian yang Anda temukan di sepanjang perjalanan. Anda bisa menemukan topi, baju, jaket, celana, sepatu, hingga dasi. Setiap pakaian yang Anda kenakan ini sebagai gantinya, akan mempengaruhi stats dari 24 elemen yang sempat kami bicarakan sebelumnya, yang tentu berkaitan soal seberapa efektif pendekatan yang Anda ambil di situasi tertentu. Menariknya, status ini juga biasanya berkaitan dengan desain dan tujuan masing-masing pakaian. Pakaian rapi yang berhubungan dengan kepolisian misalnya, biasanya akan memberikan efek “+Authority”, sementara pakaian yang identik dengan buruh atau tunawisma bisa memberikan efek “+Physical Instrument”. Beberapa item juga biasanya memiliki efek plus dan minusnya sendiri.
Mengingat tidak ada pertarungan, tidak ada pula senjata. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan item berbeda – Tools di masing-masing tangan sang karakter utama. Anda bisa membawa Plastic Bag untuk mengumpulkan botol kaca dan plastik layaknya pemulung untuk dijual nantinya, Prybar untuk membuka kontainer yang terkunci, Boombox untuk musik konstan yang berdendang di telinga, hingga Flashlight untuk menerangi tempat-tempat gelap yang Anda temui di sepanjang perjalanan. Disco Elysium juga mengusung sistem uang yang nantinya bisa Anda belanjakan untuk ragam kepentingan, dari membeli item penyembuh, membayar sewa kamar harian agar Anda tidak terlantar di jalanan, minuman keras dan narkotika, peta, hingga sekedar item tak penting seperti figurine. Oh ya, Anda bisa membeli figurine di sini.
Disco Elysium memang menjadikan proses investigasi sebagai fokus. Oleh karena itu, hampir sebagian besar pengalaman yang Anda lewati akan berkutat pada proses baca, baca, baca, dan baca untuk menggali lebih banyak informasi dan kemudian bergerak ke sumber informasi selanjutnya yang menurut Anda, memang relevan untuk dikejar. Sisanya tentu saja membangun karakter seperti apa yang ingin Anda racik dan kemudian memilih beragam opsi percakapan seperti apa yang Anda inginkan dan kemudian berhadapan dengan konsekuensi yang ada. Selain mencari siapa sebenarnya yang membunuh mayat yang tergantung, Anda juga bisa menggali informasi lebih dalam soal identitas Anda yang terlupakan. Tentu saja, Anda juga bisa bertemu dengan NPC-NPC lain yang akan memberikan misi sampingan yang bisa saja berhubungan atau tidak berhubungan dengan misi utama.
Satu hal fantastis lain dari Disco Elysium adalah bagaimana ia bisa membangun emosi dari sekedar sistem percakapan yang ia usung. Ada beberapa momen menyentuh yang muncul dan terasa punya keterikatan emosional, apalagi lewat efektivitas atmosfer yang mereka bangun via voice acting yang begitu natural hingga sekedar keheningan yang ia bawa. Salah satu yang paling berkesan di hati kami? Ketika Anda harus mengabarkan kematian seorang suami kepada sang istri, yang lewat desain rumah dan percakapan sebelumnya, datang dari keluarga ekonomi kelas bawah. Melihat sang istri yang terduduk diam di atas ranjang, di sebuah rumah sempit yang bahkan tidak punya banyak ruang untuk bernapas jadi salah satu momen yang menghancurkan hati kami. Bayangkan, mengabarkan bahwa sang suami tewas karena terbentuk besi pembatas pantai setelah mabuk-mabukan, dengan mayat yang terkapar membusuk selama beberapa hari sebelum kita temukan, bukanlah sebuah berita yang mudah disampaikan. Semuanya di tengah fakta bahwa Anda juga mengetahui, bahwa mereka juga memiliki seorang anak.
Game RPG tanpa sistem pertarungan seperti ini memang membuat Disco Elysium tampil sebagai game yang didesain tidak untuk semua gamer, bahkan untuk mereka yang mencintai game RPG dengan kebebasan nyaris mutlak ala Pillars of Eternity atau Divinity Original Sin 2 sekalipun. Karena pada akhirnya, daya tariknya memang terletak pada usaha untuk membongkar begitu banyak misteri sekaligus mengenal lebih baik lore dunia yang dibangun lewat Revachol itu sendiri. Kesemuanya dibangun lewat proses membaca, memilih, membaca, memilih, membaca, dan kembali memilih. Jika Anda mampu bertahan lewat proses seperti ini, Anda akan berhadapan dengan sebuah pengalaman yang mengagumkan.
KESIMPULAN
Disco Elysium adalah sebuah game yang keren, brilian, dan fantastis, sebuah kombinasi kata sifat yang sama sekali tidak berlebihan untuk menjelaskan apa yang berhasil dibangun oleh ZA/UM – sang developer dengannya. Menyebutnya sebagai game RPG terbaik di tahun 2019 ini atau salah satu yang terbaik di sepanjang sejarah eksistensi genre ini memang bukanlah sebuah hiperbola belaka. Ia ditangani dengan begitu rapi, manis, dan penuh pesona. Mengagumkan bagaimana sebuah game RPG tanpa sistem pertarungan, yang membawa Anda melewati proses investigasi sebuah kasus pembunuhan yang menuntut Anda untuk membaca dan mengambil opsi percakapan bisa berakhir semengagumkan dan seadiktif ini. Semuanya dibalut dengan pendekatan estetika, dari visual hingga audio, yang juga pantas diacungi jempol. Ada keindahan, ada keputusasaan, ada keanehan, ada kegilaan, dan ada lompatan-lompatan emosi yang akan membuat Anda jatuh hati pada Disco Elysium seiring dengan waktu berjalan.
Hingga pada batas, tidak ada keluhan yang sebenarnya bisa kami bicarakan terkait game RPG yang satu ini. Kami menikmati hampir setiap momen yang ia tawarkan, semua kebebasan yang bisa diambil dengan game yang akan berjuang untuk beradaptasi dengannya, hingga bisa disebut, tidak ada satupun darinya yang berakhir mengacaukan pengalaman kami. Namun jika harus memilih satu, berdasarkan preferensi pribadi kami, kami harus menyebut bahwa akhir kisahnya sendiri terasa sedikit anti-klimaks. Bahwa usaha investigasi yang sudah Anda bangun selama puluhan jam terjun dan tenggelam dalam misteri yang terbangun harus ditutup dengan jawaban yang tidak cukup untuk membuat otak Anda “meledak”.
SOURCE: JAGAT PLAY

REVIEW DISCO ELYSIUM REVIEW DISCO ELYSIUM Reviewed by Fachrul on 7:26 PM Rating: 5

No comments

Post AD